Sejarah dibangunnya ka'bah
Ka'bah (bahasa Arab: الكعبة, translit. al-Ka‘bah, har. 'kubus'; IPA: [alˈkaʕba]), juga merujuk pada Al Ka'bah Al Musyarrafah (Ka'bah Yang Suci), adalah sebuah bangunan di tengah-tengah masjid paling suci dalam agama Islam, Masjidil Haram, di Mekkah, Hejaz, Arab Saudi. Tempat ini adalah tempat yang paling disucikan dalam agama Islam.[1] Ka'bah dianggap "Rumah Allah" dan mirip selayaknya Bait Suci dalam keyakinan Yudaisme. Muslim dari seluruh dunia menghadap Ka'bah sebagai titik ketika melaksanakan salat (sembahyang). Perintah salat menghadap ke Ka'bah dikenal dengan nama kiblat.
Bangunan suci sekitar Ka'bah dikenal sebagai Masjid al-Haram (translasi langsung:masjid terlarang; secara harfiah: masjid yg disucikan).[2]
Salah satu dari Rukun Islam mewajibkan bagi setiap Muslim yang mampu untuk menunaikan ibadah haji satu kali seumur hidup. Bagian-bagian ritual haji yang mengharuskan tawaf, berputar tujuh kali mengelilingi Ka'bah dengan melawan arah jarum jam. Tawaf juga dilakukam oleh jamaah saat melaksanakan umrah (haji kecil).[1] Namun, kebanyakan waktu ramai di Ka'bah adalah saat musim haji, ketika jutaan jamaah bersama-sama mengelilingi Ka'bah dengan sebuah periode dalam lima hari.[3][4] Pada 2013, jamaah haji yang datang dari luar Kerajaan Arab Saudi untuk melaksanakan haji secara resmi dilaporkan sebanyak 1,379,531.[5] Pada 2014, Arab Saudi melaporkan membuka izin untuk 1,389,053 jamaah haji internasional dan 63,375 untuk penduduk (dari Arab Saudi)
Komentar
Posting Komentar